Broodél
Gara-gara mencicipi KOUGELHOPF di Colmar minggu yang lalu
aku jadi terbayang-bayang akan "Broudél" resep mama-ku.
Pasti seru!
Akhirnya, kutambahkan tepung dan mentega dalam daftar belanjaanku, gula dan telur pun kuantitasnya bertambah.
Persiapan: Telur, tepung, gula dan mentega dicampur dengan mixer kemudian dimasukkan ke dalam cetakan. Taburkan kacang kenari atau almond dan kismis, panggang di dalam oven dengan temperatur sedang. Sebaiknya, sebelum di masukkan ke dalam oven, panaskan oven tersebut selama sekitar 5 menit.
Iniiii dia hasilnya... nggak mengecewakan deh!
Broodel... berasal dari bahasa Belanda...
Ini memang makanan jaman kompeni choy! Salah satu peninggalan positif dari kompeni yang perlu dilestarikan. Jadi, ambilah yang positif, buanglah yang negatif macam "water poken"... Wewww...
Broodel ini sudah dianggap makanan khas daerah, khususnya Minahasa.
Brood artinya Roti. Broodel ini rasanya lebih manis dari roti tawar... huahaaaaa... kok jadinya muter-muter. Pokoknya, Broodel ini dikategorikan "kue" karna rasanya manis; Tetapi, karna volumenya yang agak berat, jadi lebih cocok untuk sarapan pagi. Kecuali kalau makanan utamanya nggak cukup, bisa jadi makanan penutup.
Namun demikian... (cieee)... bisa aja kayaknya bikin Broodel tawar, tanpa gula.... malah, Broodel salé... hmmm... dapat ide!